Kamis, 26 Agustus 2010

Bung Karno Andai Dikau Masih Presiden!


Ketegangan hubungan negara kita dengan Malaysia kembali memuncak, kembali Malaysia membuat ulah dengan menangkap petugas kelautan kita di wilayah laut laut Indonesia, setelah 3 orang petugas kelautan kita menangkap 7 nelayan malaysia yang memasuki perairan Indonesia untuk mencuri ikan.   Apa yang dilakukan malaysia  membuat rakyat Indonesia berang, berbagai elemen bangsa memprotes kejadian itu, sikap anti malaysia kembali timbul diberbagai wilayah di Indonesia.   Namun demikian sikap ini tidak direspons oleh pemerintah, pemerintah tetap ingin mencari jalan tengah atau musyawarah untuk mengatasi masalah ini, yang pada akhirnya keluarlah gosip barter tahanan untuk menyelesaikan masalah pelanggaran kedaulatan dan harga diri sebuah bangsa.

Terkesan pemerintah bersikap lemah dalam mengatasi apapun permasalahan dengan malaysia.   Setelah kekalahan kita dalam sengketa pulau sipadan dan ligitan, malaysia coba mengusik ambalat, bukan itu saja malaysia ingin melihat pula reaksi pemerintah Indonesia (sekali lagi pemerintah indonesia, bukan rakyat indonesia) dengan mengaku-aku bahwa batik adalah budaya malaysia serta beberapa kebudayaan kita seperti reog dan lagu rasa sayange.   Tidak ada satupun pejabat pemerintah yang memberikan respons keras terhadap ulah malaysia ini, kesan hati-hati sangat dominan bila kita menghadapi negeri jiran malaysia.

Dalam kasus penangkapan petugas kelautan kita dan nelayan malaysia yang menyebrang batas wilayah indonesia, para elite pemerintah sami mawon, tidak ada dari mereka (termasuk presiden) yang memberikan respon keras dan gagah berani terhadap masalah ini.   Justru sebaliknya Malaysia melaui menlunya dengan gagah berani memberikan pernyataan “agar warga malaysia jangan berkunjung ke Indonesia”, sekali ini kembali kita kalah gertak ! Kenapa kita harus takut ? kenapa kita rakyat indonesia yang penduduknya lebih 10 kali lipat penduduk malaysia harus takut ?  Apakah dengan pertimbangan bahwa ada 2 juta TKI di Malyasia, bagaimana nasib mereka nantinya ? jadi kita takut ! padahal kalau kita pikir, malaysia sendiripun akan kucar-kacir kalau TKI kita tarik pulang, ekonomi mereka akan morat marit karena tidak ada TKI yang bisa dibayar murah lagi ! atau untuk strategi perang TKI disana bisa kita manfaatkan untuk menjadi tentara gerilya.   Sekali lagi kita kalah gertak dibanding Malaysia !

Sungguh saya pribadi mendambakan sosok pemimpin seperti Bung Karno dalam situasi seperti ini, pasti dan hampir dipastikan respon Bung Karno akan beda dengan respon pemimpin bangsa yang sedang memerintah saat ini, pasti Bung Karno sudah berpidato menggelegar-gelegar membangkitkan gelora dan semangat bangsa, hampir pasti itu akan terjadi.

Saya coba kutipkan sebagian kecil  pidato Bung Karno pada Ulang Tahun Proklamai Kemerdekaan R.I. 17 Agustus 1964 yang dikenal dengan tahun VIVERA PERICOLOSO (dikutip dari buku DIBAWAH BENDERA REVOLUSI) :

……… tetapi maaf tuan-tuan, dalam hal malaysia kami tak menerima kompromi, apalagi kompromi yang tidak manis terhadap kita ini.   Tidak mungkin persahabatan dengan  Republik Indonesia disatu nafaskan  dengan persahabatan dengan malaysia ! Apalagi jika diteliti kalimat-kalimat dan kata-kata dan semangat Komunike bersama Johson dan Tengku itu ! To be  frank: neither  the wording nor the spirit is friendly ! baik kata-katanya maupun semangatnya tidaklah manis. 

Tetapi saya tandaskan disini, bahwa kami tidak gentar oleh komunike Johson - Tengku ini ! kami hanya mau menandaskan bahwa kalu sampai buruk hubungan RI-AS, maka sebab-sebabnya tidak karena pada Republik Indonesia, seperti buruknya hubungan kamboja-AS, sebab-sebabanya tidak terletak pada Kamboja ! Pangeran Sihanouk sendiri baru-baru ini menulis pada redaksi  Time :”Amerika karena apakah sebenarnya kalian mencela saya ?  karena tidak mau menghinakan diri dihadapan dollar……? …. kerena saya menempatkan washington  dibelakang kepentingan-kepentingan  negeri saya sendiri”.

Bayangkan bagaimana menggelegarnya pidato Bung Karno saat itu, sebagai anak bangsa beliau sangat tersinggung dengan komunike bersama Johson Presiden AS - Tengku Abdul Rahman PM Malaysia  yang isinya merugikan dan menyudutkan Indonesia.   Dengan lantang Bung Karno menantang Malaysia sekaligus Amerika.

Sekarang, siapa gerangan  pemimpin bangsa kita yang berani selantang Bung Karno ?, kala melihat harga diri bangsa di injak-injak oleh malaysia, kala budaya kita diakui produk malaysia, kala ratusan WNI dihukum mati oleh Malaysia, kala perbatasan negara kita sedikit demi sedikit diambil alih oleh malaysia ! siapa coba, siapa?  ingin kita pidato yang membawa semangat dan menggelegar seperti Bung Karno, pidato seperti beliau dibutuhkan dalam kondisi dan situasi seperti menghadapi malaysia saat ini.
Bung Karno kami rindu pemimpin yang tegas !

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

 

PRAMUKA SMPN 1 PANUMBANGAN Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Fiqri FM