Kamis, 26 Agustus 2010

Kecanduan Facebook Bisa Bikin Depresi

Posted On 22.54 by Pramuka Nesapa 0 komentar

Apakah anda termasuk orang yang terlalu sering mengganti foto profil di Facebook? Menghabiskan waktu lebih dari 1  jam perhari untuk facebook? Meng-update status lebih dari satu kali dalam satu jam? Mengabaikan pekerjaan karena terlalu sibuk ber-fesbuk-ria? Jika jawabannya iya, berhati-hatilah karena anda mengalami gejala-gejala kecanduan Facebook. Atau yang lebih parahnya lagi apabila anda merasa stres dan cemas karena tidak mengakses Facebook dalam sehari, anda benar-benar membutuhkan pertolongan untuk mengatasi kecanduan anda terhadap Facebook.
Ada banyak alasan kenapa sebagian orang merasa perlu untuk aktif / online di Facebook. Dari mulai mencari teman lama, menyampaikan undangan, mengucapkan selamat ulang tahun sampai berjualan, semuanya difasilitasi oleh Facebook. Tapi apakah kita pernah menyadari berapa banyak waktu yang telah kita habiskan hanya sekedar ber-fesbuk-ria tanpa tujuan yang berarti. Tidak hanya itu, mungkin kita juga tidak menyadari kalau sebenarnya kita sudah kecanduan Facebook.

Facebook Addiction Disorder (FAD) adalah istilah yang digunakan para psikolog Amerika untuk mereka yang kecanduan Facebook dan kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh aktivitas Facebook yang tak terkendali. FAD merupakan bagian dari internet addiction. Walapun belum ada data statistik yang akurat tentang jumlah penderita FAD, menurut para terapis di Amerika, jumlah penderita FAD terus meningkat. Paula Pile, seorang konselor pernikahan dan keluarga di North Carolina, USA yang biasa menangani kasus social networking addiction, menyusun semacam kuis (Facebook Compulsion Inventory) yang berisi 15 pertanyaan untuk mengetahui tingkat kecanduan seseorang terhadap Facebook. Kalau anda tertarik mencoba kuisnya, silahkan klik disini .
Menurut para ahli, masalahnya bukan pada situs Facebook tetapi masalah akan timbul jika pengguna Facebook mengabaikan keluarga dan pekerjaan karena mereka merasa jauh lebih mengasyikan menghabiskan waktu di dunia Facebook daripada di dunia nyata. Banyak kasus pertengkaran atau masalah dalam rumah tangga gara-gara keasyikan main Facebook. Sebagai contoh, seorang anak di Amerika meminta tolong ibunya untuk membantu mengerjakan PR tetapi ibunya terlalu sibuk dengan Facebook sehingga si anak dicuekin. Anak tersebut tidak habis akal lalu mengirimkan email ke ibunya untuk membantunya mengerjakan PR, namun usahanya itu sia-sia, email si anak tidak terbaca karena si ibu tetap sibuk online di Facebook.
Dr. Michael Fenichel, ahli dalam bidang cyberpsychology, dalam artikelnya yang membahas tentang Facebook Addiction Disorder mengatakan bahwa FAD bisa membahayakan kehidupan sosial, pekerjaan, dan tatap muka interpersonal. Lebih lanjut, sebuah studi di Cina tentang internet addiction pada remaja menemukan fakta bahwa ada korelasi antara kecanduan internet dengan anxiety (kecemasan), selain itu bisa berakibat buruk terhadap prestasi di sekolah, terisolasi secara sosial, dan menghambat pengembangan psikososial remaja. Perlu diketahui bahwa lama kelamaan anxiety bisa menyebabkan depresi dan berakibat buruk terhadap kesehatan.
Facebook memang dahsyat, daya tariknya luar biasa. Selain fitur canggih yang dimiliki Facebook, ada beberapa faktor penyebab (dari sisi psikologi) mengapa banyak orang begitu menggandrungi situs ini. Pertama, keinginan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam hal penampilan, tujuan perjalanan, shopping, pasangan, teman, dll. Kedua, rasa ingin tahu mengenai kehidupan orang lain dengan cara membaca status di wall-nya dan membuka foto album orang lain. Ketiga, rasa bosan yang mendera. Facebook bisa menjadi obat penghilang bosan dengan sajian berbagai macam games dan aplikasi lainnya. Keempat, kecemburuan yang teramat sangat. Seseorang yang terlalu pencemburu dan merasa hubungannya tidak aman dengan pasangannya menggunakan Facebook untuk mengecek / mengikuti jejak pasangannya melalui percakapan, kegiatan, dan apapun yang di tampilkan di Facebook pasangannya. Kelima, kesepian. Facebook bisa menjadi teman dikala kita merasa sangat kesepian dengan cara chatting, mengirimkan pesan, join group, mengomentari status atau foto-foto, dll. Kelima, merasa “bersalah”/tidak enak ketika orang lain mengetahui bahwa kita tidak mempunyai akun di Facebook. What??? Hari gini ngga punya Facebook, duh..ampun..ngga gaul banget sih.. Mungkin sebelum kalimat itu sampai di telinga, kita buru-buru bikin akun di FB. Facebook begitu fenomenal dengan ratusan juta fesbuker di seluruh dunia, dari mulai anak-anak sampai ibu rumah tangga semua kenal Facebook, sehingga kita merasa tidak enak atau takut dibilang nggak gaul kalau belum ikutan Facebook.
Browsing internet atau main Facebook sih boleh-boleh saja tapi kita harus bisa mengontrol diri jangan sampai diri kita yang dikontrol oleh Facebook. Jika kita tidak cukup cermat dan hati-hati dalam menggunakan Facebook maka kita bisa terbawa arus menjadi pecandu Facebook.
Chifley library, 25 Agustus 2010.
“Sebuah peringatan untuk diri sendiri”
References:
Beirut.2009. The Addictive Psychology Behind Facebook’s Use&Popularity. http://blog.thoughtpick.com/2009/10/the-addicitve-psychology-behind-facebooks-use-popularity.html.
Cohen, Elizabeth. 2009. Five clues that you are addicted to Facebook. http://edition.cnn.com/2009/HEALTH/04/23/ep.facebook.addict/#cnnSTCVideo.
Fenichel, Michael. 2010. Facebook Addiction Disorder. http://www.fenichel.com/facebook/.
Ni, M.D., Hong Yan, M.D., Silu Chen, M.D., and Zhengwen Liu, M.D., Ph.D, , 2009, Rapid Communication: Factors Influencing Internet Addiction in a Sample of Freshmen University Students in China, Cyberpsychology & Behavior, volume 12, Number 3, Mary Ann Liebert, Inc, 327-330.


Wajah Buram Diplomasi RI atas Malaysia

Posted On 22.46 by Pramuka Nesapa 0 komentar

Penangkapan tiga petugas dinas kelautan dan perikanan oleh Polis Diraja Malaysia, berbuntut panjang. Kejadian tersebut dimulai dari ditangkapnya tujuh nelayan Malaysia yang mencari ikan di perairan Indonesia di perairan Tanjung Berakit oleh petugas DKP yang kemudian dibalas oleh Polis Diraja Malaysia yang menangkap tiga petugas DKP di perairan yang sama, yang notabene merupakan wilayah Indonesia. Tragedi saling tangkap itupun akhirnya berakhir dengan dilepasnya tiga petugas DKP yang ditukar dengan tujuh nelayan Malaysia.

Yang terlihat jelas dari insiden tersebut adalh, bahwa nelayan dan polis Diraja Malaysia sudah sangat jelas memasuki wilayah perairan Indonesia dan lebih ironisnya, Polis Diraja Malaysia berhasil menangkap petugas resmi pemerintah Indonesia di wilayah Indonesia. Fakta tersebutlah yang menyulut reaksi keras public terhadap pemerintah Indonesia untuk segera menuntaskan kasus pencoreangan harga diri (baca : kedaulatan) bangsa Indonesia. Pihak pemerintah pun segeran menanggapi dengan mengirimkan nota diplomatik berisikan protes keras terhadap pemerintah Malaysia. 

Tapi ternyata nota diplomatik yang dilayangkan oleh pemerintah Indonesia tidak sama sekali digubris oleh pemerintah Malaysia, respon dari pemerintah Indonesia pun terkesan hanya menunggu jawaban dari pihak pemerintah Malaysia, sehingga desakan public untuk menyikapi insiden tersebut semakin keras. Mulai dari penurunan level hubungan diplomatic sampai dengan penarikan duta besar RI untuk Malaysia sebagai bentuk protes ditawarkan oleh public, bahkan hal tersebut juga ditawarkan oleh parlemen saat meminta penjelasan Menlu terkait insiden tersebut.

Jawaban Menlu ternyata bisa dibilang cukup mencengangkan. Menlu secara terang dan nyata telah menunjukkan posisi tawar Indonesia yang “lemah” dalam berdiplomasi dengan Malaysia, dengan argument adanya TKI dan WNI yang diancam hukuman mati, Menlu menolak melakukan tindakan-tindakan agresif terhadap Malaysia. Berarti jelaslah sudah bahwa posisi tawar Indonesia yang tidak menguntungkanlah yang membuat Indonesia tidak berkutik terhadap Malaysia. 

Sebelumnya lemahnya daya tawar kita juga tercermin dari tukar-menukar antara petugas DKP dengan tujuh nelayan Malaysia, apabila memang pemerintah RI yakin, nelayan Malaysia melakukan pelanggaran batas negara, seharusnya ada proses hukum yang dilakukan terhadap ketujuh nelayan tersebut, padahal petugas DKP yang notabene saat itu berada di perairan Indonesia mendapatkan perilaku yang sama terhadap perilaku criminal lain di Malaysia.

Evaluasi Kebijakan
Perlindungan terhadap warga negara memang merupakan sebuah hal penting dalan pergaulan internasional. Tapi yang harus diingat adalah kewibawaan Indonesia harusnya dapat dikedepankan agar tidak menjadi “bulan-bulanan” negara lain. Tanpa mengurangi advokasi terhadap warga negara di luar negeri, Indonesia harusnya dapat bersifat lebih agresif dalam menyikap isu pelanggaran kedaulatan negara, bahkan adanya warga negara di luar negeri dapat juga dijadikan senjata ampuh dalam menguatkan posisi tawar Indonesia.
Perlunya evaluasi kebijakan luar negeri Indonesia menyikapi isu kedaulatan ini mutlak dilakukan. Kebijakan “seribu teman, nol musuh” bukanlah sebuah kebijakan yang salah, akan tetapi kebijakan tersebut haruslah disusun secara professional tanpa mengurangi kewibawaan negara Indonesia. Kebijakan tersebut seharusnya tidak menjadi sebuah kebijakan yang terlihat kompromistis terhadap perlakuan negara lain terhadap Indonesia. Kebijakan tersebut harusnya mencerminkan ketegasan dan kekreatifan Indonesia dalam mengelola isu hubungan antar negara menuju level yang dinamis.

Melihat studi kasus diatas, bukan hanya kali ini Malaysia melakukan pelanggaran kedaulatan (baca: melanggar batas negara) terhadap Indonesia. Hal ini harusnya dapat menjadi refleksi dalam menyusun kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap Malaysia agar kasus serupa tidak terjadi kembali pada masa yang akan datang.

Langkah konkret yang mungkin bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia apabila tidak mau merusak hubungan “baik” dengan Malaysia adalah dengan segera menuntaskan sengketa perbatasan dengan Malaysia yang juga harus dibarengi dengan adanya kebijakan yang concern terhadap wilayah-wilayah perbatasan yang berbatasan langsung dengan Malaysia secara multiaspek.

sumber : kompasiana.com


Malaysia Mengancam Indonesia

Posted On 22.43 by Pramuka Nesapa 0 komentar

Malaysia mengancam Indonesia. Jika Indonesia tidak dapat mengendalikan demonstrannya, Malaysia akan kehilangan kesabaran. Trus Malaysia mau apa? mau serang Indonesia, monggooooo ….serang aja sekarang mumpung Presiden Indonesia lagi melemah atau mungkin lagi pusing? dan rakyat lagi marah!!!!. TNI lagi ngambek. Biar TDRM …dihadapi Polri aja hehehehe….

Namun mengherankan juga….. Malaysia itu ekspor kayu…lalu kayunya dari mana? Bukankah dari Indonesia…..????? Tenaga kerja diperkebunan di Malaysia di gaji rendah karena mereka (para TKI) diancam ilegal…..!!!! Hebat Malaysia…Kenapa ? Malaysia butuhkan Indonesia, lalu kembali mengancam..itulah hebatnya Malaysia…..

Sepertinya ada bargaining pribadi (person) ya…?????? Bagaimana ini????


Bung Karno Andai Dikau Masih Presiden!

Posted On 22.41 by Pramuka Nesapa 0 komentar

Ketegangan hubungan negara kita dengan Malaysia kembali memuncak, kembali Malaysia membuat ulah dengan menangkap petugas kelautan kita di wilayah laut laut Indonesia, setelah 3 orang petugas kelautan kita menangkap 7 nelayan malaysia yang memasuki perairan Indonesia untuk mencuri ikan.   Apa yang dilakukan malaysia  membuat rakyat Indonesia berang, berbagai elemen bangsa memprotes kejadian itu, sikap anti malaysia kembali timbul diberbagai wilayah di Indonesia.   Namun demikian sikap ini tidak direspons oleh pemerintah, pemerintah tetap ingin mencari jalan tengah atau musyawarah untuk mengatasi masalah ini, yang pada akhirnya keluarlah gosip barter tahanan untuk menyelesaikan masalah pelanggaran kedaulatan dan harga diri sebuah bangsa.

Terkesan pemerintah bersikap lemah dalam mengatasi apapun permasalahan dengan malaysia.   Setelah kekalahan kita dalam sengketa pulau sipadan dan ligitan, malaysia coba mengusik ambalat, bukan itu saja malaysia ingin melihat pula reaksi pemerintah Indonesia (sekali lagi pemerintah indonesia, bukan rakyat indonesia) dengan mengaku-aku bahwa batik adalah budaya malaysia serta beberapa kebudayaan kita seperti reog dan lagu rasa sayange.   Tidak ada satupun pejabat pemerintah yang memberikan respons keras terhadap ulah malaysia ini, kesan hati-hati sangat dominan bila kita menghadapi negeri jiran malaysia.

Dalam kasus penangkapan petugas kelautan kita dan nelayan malaysia yang menyebrang batas wilayah indonesia, para elite pemerintah sami mawon, tidak ada dari mereka (termasuk presiden) yang memberikan respon keras dan gagah berani terhadap masalah ini.   Justru sebaliknya Malaysia melaui menlunya dengan gagah berani memberikan pernyataan “agar warga malaysia jangan berkunjung ke Indonesia”, sekali ini kembali kita kalah gertak ! Kenapa kita harus takut ? kenapa kita rakyat indonesia yang penduduknya lebih 10 kali lipat penduduk malaysia harus takut ?  Apakah dengan pertimbangan bahwa ada 2 juta TKI di Malyasia, bagaimana nasib mereka nantinya ? jadi kita takut ! padahal kalau kita pikir, malaysia sendiripun akan kucar-kacir kalau TKI kita tarik pulang, ekonomi mereka akan morat marit karena tidak ada TKI yang bisa dibayar murah lagi ! atau untuk strategi perang TKI disana bisa kita manfaatkan untuk menjadi tentara gerilya.   Sekali lagi kita kalah gertak dibanding Malaysia !

Sungguh saya pribadi mendambakan sosok pemimpin seperti Bung Karno dalam situasi seperti ini, pasti dan hampir dipastikan respon Bung Karno akan beda dengan respon pemimpin bangsa yang sedang memerintah saat ini, pasti Bung Karno sudah berpidato menggelegar-gelegar membangkitkan gelora dan semangat bangsa, hampir pasti itu akan terjadi.

Saya coba kutipkan sebagian kecil  pidato Bung Karno pada Ulang Tahun Proklamai Kemerdekaan R.I. 17 Agustus 1964 yang dikenal dengan tahun VIVERA PERICOLOSO (dikutip dari buku DIBAWAH BENDERA REVOLUSI) :

……… tetapi maaf tuan-tuan, dalam hal malaysia kami tak menerima kompromi, apalagi kompromi yang tidak manis terhadap kita ini.   Tidak mungkin persahabatan dengan  Republik Indonesia disatu nafaskan  dengan persahabatan dengan malaysia ! Apalagi jika diteliti kalimat-kalimat dan kata-kata dan semangat Komunike bersama Johson dan Tengku itu ! To be  frank: neither  the wording nor the spirit is friendly ! baik kata-katanya maupun semangatnya tidaklah manis. 

Tetapi saya tandaskan disini, bahwa kami tidak gentar oleh komunike Johson - Tengku ini ! kami hanya mau menandaskan bahwa kalu sampai buruk hubungan RI-AS, maka sebab-sebabnya tidak karena pada Republik Indonesia, seperti buruknya hubungan kamboja-AS, sebab-sebabanya tidak terletak pada Kamboja ! Pangeran Sihanouk sendiri baru-baru ini menulis pada redaksi  Time :”Amerika karena apakah sebenarnya kalian mencela saya ?  karena tidak mau menghinakan diri dihadapan dollar……? …. kerena saya menempatkan washington  dibelakang kepentingan-kepentingan  negeri saya sendiri”.

Bayangkan bagaimana menggelegarnya pidato Bung Karno saat itu, sebagai anak bangsa beliau sangat tersinggung dengan komunike bersama Johson Presiden AS - Tengku Abdul Rahman PM Malaysia  yang isinya merugikan dan menyudutkan Indonesia.   Dengan lantang Bung Karno menantang Malaysia sekaligus Amerika.

Sekarang, siapa gerangan  pemimpin bangsa kita yang berani selantang Bung Karno ?, kala melihat harga diri bangsa di injak-injak oleh malaysia, kala budaya kita diakui produk malaysia, kala ratusan WNI dihukum mati oleh Malaysia, kala perbatasan negara kita sedikit demi sedikit diambil alih oleh malaysia ! siapa coba, siapa?  ingin kita pidato yang membawa semangat dan menggelegar seperti Bung Karno, pidato seperti beliau dibutuhkan dalam kondisi dan situasi seperti menghadapi malaysia saat ini.
Bung Karno kami rindu pemimpin yang tegas !


Selasa, 24 Agustus 2010

Pramuka Harus Melek Teknologi

Posted On 11.56 by Pramuka Nesapa 0 komentar


Gempuran gadget dan game membuat generasi muda lebih suka bermain game mengutak-atik gadgetnya ketimbang beraktivitas dalam kepramukaan. Eksistensi pramuka pun semakin tergerus. Untuk mengembalikan kejayaannya, maka pramuka harus melek IT.


Demikian diungkapkan oleh Wagub Jabar Dede Yusuf. Dede yang juga menjabat sebagai Ketua Kwarda Jabar ini mengatakan bahwa di tengah perkembangan teknologi saat ini, pramuka harus bisa mengambil peranan.

“Pramuka harus IT minded. Harus memiliki pengetahuan yang baik tentang gadget dan perkembangan teknologi,” katanya.

Mewujudkan harapan ini, Dede pun berencana untuk membentuk Saka Telematika di wilayahnya. Karena menurutnya, perkembangan teknologi harus bisa diimbangi oleh pramuka.

“Mereka akan belajar tentang IT. Dan Saka Telematika inilah yang kemudian akan menjadi perwujudan implementasi IT bagi masyarakat. Jadi bukan hanya belajar saja, tapi setelah itu mereka akan menularkan ilmunya ke lingkungan sekitar dan masyarakat,” paparnya.

Disinggung mengenai kecenderungan generasi muda yang lebih suka menjadi gamers ketimbang pramuka, Dede melihat hal tersebut wajar-wajar saja. Menurut bukan berarti harus melarang menjadi gamers, tapi harus memiliki rasa patriotisme dan kebanggaan menjadi orang Indonesia.

“Saya ini gamer, tapi saya main game saya jadi orang Indonesia. Dan saya gadget mania. Saat berbicara bagaimana pergunakan gadget dan teknologi, ya harus kepetingan bangsa. Gunakan itu kepentingan bangsa. Jangan hanya menjadi alat dan lalu dieksploitasi oleh teknologi,” kata mania Counter Strike ini.


Dasa Darma pramuka

Posted On 11.22 by Pramuka Nesapa 0 komentar

Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib memahami isi
dan makna Dasa Darma Pramuka yang merupakan ketentuan moral. Dalam
kegiatan Pramuka di tingkat gugus depan, Dasa Darma menjadi materi
wajib di setiap tingkatan, baik penggalang, ramu, rakit, dan terap.
KALAU dilihat dari isi materi tersebut, ternyata
Dasa Darma memiliki nilai kandungan dalam diri manusia sebagai pribadi
manusia seutuhnya. Metode penghafalan materi tersebut dalam kegiatan
Pramuka sudah banyak yang diperkenalkan oleh para pembina, dengan cara
tersendiri.

Penulis pun sebagai pembina di lapangan memiliki
cara atau pedoman agar siswa dapat menghafal Dasa Darma Pramuka dengan
mudah. Pedoman itu adalah Ta-Ci-Pa-Pat-Re-Ra-He-Di-Ber-Su.

Dasa Darma Pramuka itu
1. Ta: Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebagai
pribadi yang lemah, kita harus menyembah Tuhan YME. Dia adalah pencipta
yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun
tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib
menjalankan perintah-Nya. Contohnya, sebagai muslim mengerjakan salat
lima kali sehari semalam, membaca Alquran, puasa, dan lain-lain.

2. Ci: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Selain sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial.
Artinya, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman,
bergaul, bertetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita
memerlukan bantuan orang lain.

3. Pa: Patriot yang sopan dan ksatria. Sebagai
Pramuka, kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam
bersikap dan bertutur kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan
pribadi seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.

4. Pat: Patuh dan suka bermusyawarah. Dalam situasi
dan kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap
aturan yang berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya
bermusyawarah dalam mengambil keputusan terbaik dan memuaskan.

5. Re: Rela menolong dan tabah. Pramuka senantiasa
rela dalam menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku, dan
sebagainya, dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa
diembel-embeli oleh sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu
seorang anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan, tantangan,
halangan, dan hambatan.

6. Ra: Rajin, terampil, dan gembira. Anggota Pramuka
itu harus rajin melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia
berada dalam pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari. Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam kegiatan,
tetapi harus dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah. Dalam
melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan senang dan
gembira.

7. He: Hemat, cermat, dan bersahaja. Ada ungkapan
yang mengatakan “hemat pangkal kaya”. Betul sekali dengan berhemat,
tidak menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura untuk
kepentingan sesaat merupakan awal menjadi orang kaya. Pramuka harus
cermat dalam pengeluaran uang, memprioritaskan apa yang harus dibeli
atau didahulukan, dan mana yang tidak perlu janganlah dibeli. Meskipun
ia kaya, seorang Pramuka jangan sombong di depan orang lain, jangan
angkuh, bersahaja dalam bergaul.

8. Di: Disipilin, berani, dan setia. Anggota Pramuka
harus hidup dengan disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah,
bermain, dan sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan
percuma, tetapi akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota Pramuka
harus berani karena benar, tetapi takut karena salah. Jangan berani
karena kesalahan, beranilah karena kebenaran. Pramuka harus setia
terhadap janji setianya karena itulah nilai-nilai luhur pribadi manusia.

9. Ber: Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Setiap anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah
ia perbuat, jangan lari, jangan lempar batu sembunyi tangan. Ia harus
konsekuen karena ini adalah modal dari kepercayaan terhadap kita.

10. Suc: Suci dalam pikiran, perkataan, dan
perbuatan.
Inilah pribadi manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak
ada iri dan dengki.

Jika semua anggota Pramuka memahami itu semua, insya
Allah ia akan menjadi pribadi yang tangguh, bermanfaat bagi diri
sendiri, bangsa, dan negara.


Pramuka Harus Melek Teknologi

Posted On 11.20 by Pramuka Nesapa 0 komentar


Gempuran gadget dan game membuat generasi muda lebih suka bermain game mengutak-atik gadgetnya ketimbang beraktivitas dalam kepramukaan. Eksistensi pramuka pun semakin tergerus. Untuk mengembalikan kejayaannya, maka pramuka harus melek IT.


Demikian diungkapkan oleh Wagub Jabar Dede Yusuf. Dede yang juga menjabat sebagai Ketua Kwarda Jabar ini mengatakan bahwa di tengah perkembangan teknologi saat ini, pramuka harus bisa mengambil peranan.

“Pramuka harus IT minded. Harus memiliki pengetahuan yang baik tentang gadget dan perkembangan teknologi,” katanya.

Mewujudkan harapan ini, Dede pun berencana untuk membentuk Saka Telematika di wilayahnya. Karena menurutnya, perkembangan teknologi harus bisa diimbangi oleh pramuka.

“Mereka akan belajar tentang IT. Dan Saka Telematika inilah yang kemudian akan menjadi perwujudan implementasi IT bagi masyarakat. Jadi bukan hanya belajar saja, tapi setelah itu mereka akan menularkan ilmunya ke lingkungan sekitar dan masyarakat,” paparnya.

Disinggung mengenai kecenderungan generasi muda yang lebih suka menjadi gamers ketimbang pramuka, Dede melihat hal tersebut wajar-wajar saja. Menurut bukan berarti harus melarang menjadi gamers, tapi harus memiliki rasa patriotisme dan kebanggaan menjadi orang Indonesia.

“Saya ini gamer, tapi saya main game saya jadi orang Indonesia. Dan saya gadget mania. Saat berbicara bagaimana pergunakan gadget dan teknologi, ya harus kepetingan bangsa. Gunakan itu kepentingan bangsa. Jangan hanya menjadi alat dan lalu dieksploitasi oleh teknologi,” kata mania Counter Strike ini.


 

PRAMUKA SMPN 1 PANUMBANGAN Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Fiqri FM